ANALISIS WEB PADA PEMDA SRAGEN
1. SELAYANG PANDANG
Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa Pandak, Karangnongko masuk telah Sukowati sebelah timur.
Kronologi dan Prosesi
Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut dengan Perang Mangkubumen (1746-1757).
Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton bergerak melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati.
Di Desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak. Desa Pandak, Karangnongko di jadikan pusat Pemerintahan Projo Sukowati, dan Beliau meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat Pemerintahan.
Karena secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni Surakarta – Madiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko.
Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa desa Lain.
Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran Sukowati terus menerus melakukan perlawanaan kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden Mas Said, yang berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan Perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dimana Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan perjanjian Salatiga tahun 1757, dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegara I dengan mendapatkan separuh wilayah Kasunanan Surakarta.
Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya setrategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.
Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Kemudian berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum.
Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 ( empat ) Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang. Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VIII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.
Dan Akhirnya memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia , Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.
RUTE SRAGEN
Rute Ke Sragen :
Dari Jakarta
- Dengan Pesawat tujuan Bandara Adi Sumarmo Solo --> Taksi langsung ke Sragen + Rp 150.000 / Kendaraan Umum ke Terminal Tirnonadi dilanjutkan Bus Jurusan Sragen + Rp 4.000
- Dengan Kereta Api tujuan stasiun Balapan Solo --> Taksi langsung ke Sragen + Rp 100.000 / Naik Taksi ke terminal Tirtonadi + 1 Km dilanjutkan Bus Jurusan Sragen + Rp 4.000
- Dengan Bus tujuan Kota Madiun (harga kelas eksekutif + Rp 150.000) --> turun di kota Sragen
Dari Surabaya
- Dengan Pesawat tujuan Bandara Adi Sumarmo Solo --> Taksi langsung ke Sragen + Rp 150.000 / Kendaraan Umum ke Terminal Tirnonadi dilanjutkan Bus Jurusan Sragen + Rp 4.000
- Dengan Bus Tujuan Solo langsung turun di Sragen (harga kelas eksekutif + Rp 80.000)
Dari Yogyakarta
- Dengan Bus Tujuan Madiun atau Surabaya langsung turun di Sragen (harga kelas eksekutif + Rp 40.000)
- Dengan Kendaraan Pribadi, Rute Yogyakarta-->Klaten-->Kartasura-->Solo-->Sragen (+ 110 km)
Dari Semarang
- Dengan Bus Tujuan Solo langsung turun di Sragen (harga kelas eksekutif + Rp 35.000)
- Dengan Kendaraan Pribadi, Rute Semarang-->Salatiga-->Boyolali-->Solo-->Sragen (+ 120 km)
2. . PEMERINTAHAN
2.1 KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam rangka mencapai misi Kabupaten Sragen tahun 2006 – 2011 diperlukan Kebijakan Umum yang akan menjadi panduan dalam melakukan langkah kerja berupa program-program pembangunan dan kegiatan. Kebijakan yang harus dijadikan acuan meliputi:
Penataan Kembali Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Penataan kembali sistem ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Hal tersebut diupayakan untuk memperkuat serta menyempurnakan Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah yang didukung sumber daya apatur yang memiliki komitmen dan kompetensi, professional, demokratis, akuntabel, respontif, efektif, efesien, dan merakyat dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Dengan demikian, diharapkan akan mampu bertahan dari berbagai guncangan dan krisis serta mewujudkan satu sistem pemerintahan daerah yang baik dan bersih (Clean and Good Government )
3. GEOGRAFI
KONDISI GEOGRAFIS SRAGEN
kabupaten sragen merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tengah.Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah da Jawa Timur.Batas batas wilayah Kabupaten Sragen:
Sebelah Timur Kabupaten Ngawi (propinsi jawa timur)
Sebelah Barat Kabupaten Boyolali
Sebelah Selatan Kabupaten Karanganyar
Sebelah Utara Kabupaten Grobogan
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa.Secara fisiologis, wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas:
40.037,93 Ha(42,52%) Lahan basah(sawah)
54.117,88 Ha(57,48%) Lahan kering
Kabupaten Sragen terletak pada:
• 7 º 15 LS dan 7 º 30 LS
• 110 º 45 BT DAN 111 º 10 BT
Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata rata 109 M diatas permukaa laut.Sragen menpunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19 31 º C.Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun.
Jumlah penduduk Sragen berdasarkan data tahun 2005 sebanyak 865.417 jiwa,terdiri dari 427.253 penduduk laki laki dan 438.164 penduduk perempuan.Kepadatan penduduk rata rata 919 jiwa/km2.
Luas Wilayah : 94.155 Ha
Luas Sawah : 40.129 Ha
Tanah Kering : 54.026 Ha
Dan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Sebelah selatan Bengawan Solo :
- Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %)
- Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %)
(9 Kec. 88 Desa & Kelurahan)
b. Sebelah utara Bengawan Solo :
- Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %)
- Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %)
(11 Kec. 120 Desa)
.
Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di pulau Jawa , Indonesia dengan mata air dari daerah Wonogiri dan bermuara di daerah Bojonegoro. Sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur . Kabupaten yang dilalui adalah Wonogiri , Pacitan , Sukoharjo , Klaten , Solo , Sragen , Ngawi , Blora , Bojonegoro , Tuban , Lamongan , dan Gresik .
Sragen berada di lembah daerah aliran Sungai Bengawan Solo yang mengalir ke arah timur.Sebelah utara berupa perbukitan, bagian dari sistem Pegunungan Kendeng . Sedangkan di selatan berupa pegunungan, lereng dari Gunung Lawu
Sragen terletak di jalur utama Solo-Surabaya . Kabupaten ini merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur . Sragen dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta) dengan stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Semarang-Solo dengan stasiun terbesarnya Gemolong.
LAMBANG DAERAH
LAMBANG DAERAH KABUPATEN SRAGEN
Lambang Daerah Kabupten dibuat dengan maksud untuk mencerminkan cita-cita kepribadian, hasrat cita-cita rakyatnya, oleh karena itu dibuatkan suatu lambang Daerah dengan bentuk isi warna sebagai yang dituliskan pada Lampiran Peraturan Daerah ini.
BENTUK ISI DAN WARNA LAMBANG
Bentuk pokok dari pada lambang Daerah Kabupaten Sragen merupakan suatu perisai berbentuk jantung, berwarna dasar kuning dengan pelisir berwarna merah dan hitam.
Bentuk warna dan perbandingan ukuran perisai serta tata lukisannya adalah seperti gambar yang terlukis dalam lampiran Peraturan Daerah ini.
Pada perisai tersebut dilukiskan empat belas macam lukisan benda alam, bangunan dan benda kebudayaan, yang tata letaknya tersusun secara artistik, terdiri dari :
- sebatang pohon beringin, berwarna hijau serta berakar gantung delapan buah.
- roda bergigi empat berwarna kuning.
- sebilah keris terhunus berbentuk jangkung dengan warna hitam.
- pintu gerbang hitam.
- sebuah gunung berwarna biru.
- api menyala-nyala berwarna merah.
- dua batang tebu, dengan warna merah kekuning-kuningan.
- air sungai berwarna biru, dengan tiga jalur gelombangnya berwarna putih.
- sembilan mata rantai berwarna hitam.
- sebuah bintang berujung lima, dengan warna kuning emas, terletak pada sebuah perisai putih.
- sehelai selendang merah putih.
- sebulir padi berisi tujuh belas butir pada berwarna kuning.
- serangakai kapas terdiri dari delapan butir.
- sehelai selendang berwarna putih, dengan tulisan berbunyi " Sragen".
WARNA DARIPADA BENTUK ISI DAN WARNA LAMBANG
Perisai dan keris melambangkan jiwa kepahlawanan rakyat Daerah kabupaten Sragen atau dikenal dengan nama daerah Sukowati, perisai tersebut berbentuk jantung melambangkan adanya hidup dan kehidupan.
Pohon beringin lambang sifat kepeminpinan dan pengayoman.
Roda bergigi empat yang juga dianggap sebagai matahari terbit.Roda bergigi menunjukkan bahwa Daerah kabupaten Sragen telah memiliki beberapa perusahaan yang berujud pabrik-pabrik.
Pintu gerbang menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Sragen merupakan pintu gerbangnya Jawa Tengah terhadap Jawa Timur.
Sebuah gunung menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Sragen terletak dikaki gunung Lawu.
Api menyala-nyala, melambangkan semangat rakyat daerah Kabupaten Sragen didalam mencapai areal cita-cita dan tujuan.
Batang pohon tebu, menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Sragen merupakan daerah areal dan penghasil gula.
Air sungai berwarna biru berjalur tiga, melambangkan bahwa Bengawan Solo yang mengalir sepanjang Daerah Kabupaten Sragen.
Mata rantai berwarna hitam, melambangkan persatuan dan kesatuan rakyat Kabupaten Sragen yang kekal abadi.
Bintang berujung lima dalam perisai yang berwarna hitam, melambangkan kepercayaan rakyat daerah kabupaten Sragen kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selendang merah putih, melambangkan merah berarti berani, putih berarti suci.
Selendang putih bertuliskan " Sragen " menunjukkan daerah, pemilik lambang.
Bentuk pokok dari Lambang Daerah Kabupaten Sragen merupakan perisai yang berbentuk jantung, Perisai merupakan alat pada jaman dahulu untuk melindungi diri dan menanggulangi serangan lawan, Jantung merupakan sumber hidup bagi manusia.Dari bentuk pokok ini dicita-citakan semoga rakyat beserta Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen selalu mampu menangkis dan menanggulangi segala bencana, baik yang ditimbulkan oleh manusia maupun yang ditimbulkan oleh alam. Secara ideal diharapkan mudah-mudahan rakyat memiliki sumber-sumber penghidupan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, syukur dapat dilimpahkan kepada daerah lain.
Pohon beringin berwarna hijau berakar gantung 8 buah. Melambangkan penguasa/ Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, yang senantiasa menggunakan 8 sifat kepemimpinan, yaitu hasta brata didalam menjalankan tugas dan kebijaksanaannya. Sehingga benar-benar merupakan pengayom dan plindung bagi rakyatnya.
Roda bergigi empat, yang juga dianggap sebagai matahari terbit :
- Roda bergigi, melambangkan bahwa didaerah Kabupaten Sragen sekarang ini telah terdapat perusahaan yang berbentuk pabrik sebagai penghasil barang-barang eksport, antara lain gula dan karet.
- Matahari terbit, melambangkan telah terbitnya masa depan yang cerah bagi daerah Kabupaten Sragen, menuju kearah kemakmuran dan kesejahteraan.
Perisai dan keris, sifat kepahlawanan rakyat Daerah Kabupaten Sragen yang juga dikenal dengan nama rakyat Sukowati, dalam melawan kolonialisme sudah ada jauh sebelum perang Kemerdekaan ke II(Clash ke II) yaitu sebagaimana dikisahkan dalam cerita Babad Giyanti yang menunjukkan perlawanan Pangeran Mangkubumi ke II terhadap kekuasaan penjajahan Belanda, yang selalu mencoba mengadu sesama bangsa Indonesia. Alat perlengkapan perang serta senjata rakyat Sukowati pada waktu itu antara lain masih menggunakan perisai (tameng) dan keris. Itulah sebabnya sifat darah kepahlawanan rakyat Sukowati dilambangkan dengan Perisai dan Keris
Keris dilukiskan dengan bentuk (Jawa : dapur) jangkung. Menjangkung artinya melindungi dalam arti rohaniah/batiniah. Dengan demikian, keris dengan dapur jangkung tersebut mengandung maksud serta harapan, semoga para aparatur Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen didalam melaksanakan tugas dan kebijaksanaannya sehari-hari selalu mendapatkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta memperoleh petunjuk jalan yang benar dan lempang.
Pintu gerbang, menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Sragen merupakan pintu gerbang yang menghubungkan Propinsi Jawa Tengah dengan Propinsi Jawa Timur, dengan dilalui jalan raya Solo Madiun yang merupakan urat nadi perhubungan perekonomian.
Gunung, daerah Kabupaten Sragen terletak dikaki Gunung Lawu. Bagi Sragen, Gunung Lawu merupakan sumber air, pembentukkan sungai-sungai yang berguna bagi keperluan pertanian.
Api, digambarkan ditengah-tengah gapura, dengan wujud yang menyala-nyala. Melambangkan kehendak rakyat Kabupaten Sragen yang didalam mencapai cita-cita dan membangun daerahnya selalu disertai dengan semangat menyala yang tak kunjung padam, sebelum tercapai maksudnya.
Tebu, menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Sragen merupakan areal tebu, penghasil gula sebagai barang eksport.
Air Sungai, melambangkan kemanfaatan air sungai Bengawan Solo terhadap daerah Kabupaten Sragen. Dimana Bengawan Solo mengalir sepanjang daerah tersebut, sehingga tanah pertanian sebelah kanan kiri sepanjang sungai merupakan lembah yang sangat subur untuk pertanian. Secara bertahap air sungai Bengawan ini akan lebih dimanfaatkan untuk tanah pertanian, dengan dipompa airnya untuk dialirkan kedaerah sekitarnya, yang pada musim kemarau kekurangan air.
Mata rantai berwarna hitam, merupakan lambang persatuan dan kesatuan rakyat daerah Kabupaten Sragen yang bulat serta mantap, yag merupakan modal pokok untuk menuju apapun yang ingin dicapai oleh Pemerintah dan rakyat.
Sebuah bintang, berujung lima berwarna kuning emas, terletak diatas perisai hitam, melambangkan salah sati ciri khas kepribadian rakyat daerah Sragen akan kepercayaannya yang sangat kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebagai Sila Dasar dari Pancasila falsafah Negara Republik Indonesia.
Padi dan Kapas lambang cita-cita kemakmuran rakyat.
Padi digambar 17 butir
Kapas digambar 8 butir
Keris digambar 9 mata
Roda digambar 4 gigi.
Bintang digambar 5 ujung
Angka-angka tersebut disusun untuk mengabadikan Proklamasi 17 - 8 – 1945
4. PETA WILAYAH
PETA WILAYAH
Kabupaten Sragen dipetakan menjadi 2 wilayah:
Utara Bengawan Solo dan Selatan Bengawan Solo
Utara : 11 Kec. 116 Desa dan 4 Kelurahan
Potensi : pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan.
Selatan : 9 Kec. 80 Desa dan 8 Kelurahan, Tanah relatif lebih Subur
Potensi : pertanian sawah, perdagangan, industri, pariwisata.
LuasWilayah: 94.155 Ha
LuasSawah: 40.129 Ha
TanahKering: 54.026 Ha
Potensi : Pertanian Lahan Basah / Kering, Perdagangan, Industri, Pariwisata
5. VISI DAN MISI
* VISI
Visi Kabupaten Sragen Tahun 2006 – 2011 yaitu “SRAGEN MENJADI KABUPATEN CERDAS” .
Kerangka Pemikiran
Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2006 - 2011 ini merupakan penjabaran dari Visi Pembangunan Daerah Jangka Panjang Tahun 2006 - 2025. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2006 – 2011 menurut Bupati/Wakil Bupati terpilih ketika pencalonan Cabup/Cawabup adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Sragen ASRI yang dilandasi oleh kemandirian, kemajuan dan penegakan supremasi hukum didukung oleh SDM berkualitas yang bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi, hasil pertanian, industri, pariwisata, perdagangan/jasa, kesehatan berwawasan lingkungan dalam ranka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan lahir batin berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”
* MISI
Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen adalah "MEWUJUDKAN RAKYAT YANG UNGGUL, PRODUKTIF, DAN SEJAHTERA"
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan masyarakatnya, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh masyarakat, pemerintah daerah dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaannya serta fungsi dan peranannya dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Rumusan misi hendaknya mampu :
(1). Melingkupi semua pesan yang terdapat dalam visi.
(2). Memberi petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai.
(3). Memberikan petujuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh pemerintah daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan.
6. DEMOGRAFI
DATA UMUM
JENIS DATA 2001 (jiwa) 2002 (jiwa) 2003 (jiwa) 2004 (jiwa) 2005 (jiwa) 2006 (jiwa) 2007(Jiwa) 2008 (Jiwa)
1. Jumlah Penduduk
a. Laki-laki 420.120 421.167 422.217 422.948 424.577 426.096 429.839 431.191
b. Perempuan 429.321 430.416 431.494 432.296 433.689 435.893 439.563 440.760
2. Usia
a. 0 - 4 Tahun 68.967 69.197 69.372 69.501 84.859 70.027 70.551 70.848
b. 5 - 14 Tahun 250.257 250.910 251.531 252.023 251.721 210.052 162.568 163.221
c. 15 - 64 Tahun 437.556 438.587 439.685 440.466 434.528 487.833 573.333 575.168
d. 64 Tahun ke atas 92.661 92.889 93.123 93.254 87.158 94.077 62.030 62.264
DATA KEPADATAN PENDUDUK TAHUN 2008
Kecamatan Luas Wilayah
( Km ² ) Jumlah Penduduk
( Jiwa ) Kepadatan Penduduk
( /Km ² )
Kalijambe 46,96 46.206
983
Plupuh 48,36 46.294
957
Masaran 44,04 65.505
1.487
Kedawung 49,78 58.498
1.175
Sambirejo 48,43 37.025
764
Gondang 41,17 43.512
1.056
Sambungmacan 38,48 43.937
1.142
Ngrampal 34,40 36.447
1.059
Karangmalang 42,98 57.962
1.348
Sragen 27,27 65.666
2.407
Sidoharjo 45,89 51.101
1.113
Tanon 51,00 54.717
1.073
Gemolong 40,23 46.011
1.143
Miri 53,81 32.406
602
Sumberlawang 75,16 45.421
604
Mondokan 49,36 34.223
693
Sukodono 45,55 31.377
689
Gesi 39,58 21.822
551
Tangen 55,13 27.019
490
Jenar 63,97 26.802
418
TOTAL 941,55 871.951
926
JUMLAH PEMELUK AGAMA
NO PEMELUK AGAMA TAHUN
2003 2004 2005 2007 2008*
1. ISLAM 859.650 865.353 870.264 911.393 913.393
2. KRISTEN 8.900 8.795 8.582 10.169 10 196
3. KATOLIK 7.566 7.216 6.383 6.086 6.011
4. HINDU 1.198 1.214 1.293 1.725 1.730
5. BUDHA 999 582 279 329 329
Kritik Saran
PESAN, KESAN, KRITIK DAN SARAN
Silahkan menulis pendapat dan saran anda untuk perbaikan Website Kabupaten Sragen.
Terima kasih sebesar-besarnya bila anda berkenan untuk mengisinya.
Nama :
Email :
Pesan :
Unit Analisis E-Government dan Kategorisasi
NO Unit Analisis Bobot Nilai Kategori Bobot Nilai Jumlah Total %Nilai Total
1 Informasi Menu Utama pada WebSite 30% Potensi daerah
Komoditas Utama
Kualitas SDM 25% 30% 30% 80,00% 2.4%
2 Informasi tambahan dlm fasiltias web site 25,00% Tahap I
Tahap II
Tahap III 20%
35%
25% 80,00% 2.4%
3 Penyediaan Hubungan 30%
G2C
G2B
G2G
35%
30%
20% 85,00% 2.5%
4 Aksesibilitas 60,00% < 10 detik
10 – 30 detik
> 30 detik 25%
35%
30% 90,00% 2.7%
5 Design 50,00% Animasi
Grafis Teks lengkap 25%
30%
20% 75,00% 2.25%
6 Jumlah tingkatan informasi 55,00% 1 Tingkat
2 Tingkat
3 Tingkat
4 Tingkat 15%
25%
10%
20% 70,00% 2.8%
Rabu, 02 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar